, , ,

Usai PHO Proyek Situ Kolong Minyak Rp36,8 Miliar Tetap Disorot Mulai dari Sertifikasi Hingga Kualitas Material

oleh -
oleh

BIN, PANGKALPINANG – Proyek situ Kolong Minyak, Manggar, Kabupaten Belitung jilid II senilai Rp36,846,628,000,00 tetap disorot usai Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima pertama pada 31 Desember 2024.

Sejak awal pengerjaan proyek tersebut disorot lantaran sekitar 200 tiang beton miring, begitu pula balok yang mengular mengikuti tiang yang miring.

Kemudian publik mempertanyakan soal tiang beton sepanjang 8 meter hanya beberapa meter saja yang terpasang. Ada yang cuma sekitar 2 meter hingga 4 meter saja. Dan seharusnya yang timbul sekitar 2 meter. Tiang yang tidak tertancap sesuai spek olrh kontraktor dipotong sekitar 2 meter.
Belakangan, sejumlah pihak mempertanyakan kualitas tiang beton apakah sudah sesuai dengan spek dalam.artian apakah semua tiang beton yang berjumlah sekitar 2.000-an, bersertifikat atau diproduksi oleh pihak mana?

Termasuk teknik pemotongan kelebihan panjang tiang yang tidak tertancap juga menjadi sorotan.

“Harusnya tiang beton itu semuanya disertifikasi dan itu harus dicek sewaktu sampai di lapangan. Jangan sampai yang sampai ke lapangan bukan tiang yang bersertifikasi. Kalau tiang beton itu jelas perusahaan yang biasanya memproduksi, biasanya BUMN, apalagi ini proyek pemerintah,” ujar sumber yang minta namanya tidak ditulis, Kamis (9/1/2025).

Selain itu, seluruh material, maupun tanah, lanjut sumber, harus melalui uji laboratorium.

“Nah harusnya demikian, maka agak aneh kalau sudah berkontrak, sudah pengerjaan baru tahu ada banyak batu sehingga banyak tiang yang tidak tertancap sehingga miring dan harus dipotong,” lanjutnya.

Meski ada batu, harusnya batu bisa dilubangi walaupun cuma sekitar 15 centimeter. Dengan demikian, tiang akan kokoh, jadi bukan hanya didudukkan saja. Termasuk teknik pemasangan dan penancapan juga harus sesuai standar.

Selain itu, sumber juga mempertanyakan, terkait banyaknya tiang yang dipotong. Apakah tetap dipotong atau yang dibayarkan hanya seukuran tiang yang terpasang.

“Biasanya bagian yang terpotong itu tidak dibayarkan. Makanya, ini harus dibuka ke publik agar transparan,” ujarnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.