, ,

Tikus Berenang di Laut Terendus, Kapal Bawa 130 Ton Timah Kok LOLOS

oleh -
oleh

BIN, TELUK LIMAU-Kapal patroli yang diduga mengawal penyelundup pasir timah kering di Pantai Mentingi, Desa Teluk Limau Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat pada Selasa dini hari (12/3/2024) masih menjadi misterius.

Meski dalam pemberitaan tidak disebutkan kapal patroli punya siapa. Namun ada salah satu institusi merasa baper (bawa perasaan-red). Percuma saja, 130 ton timah kering yang diangkut kapal kapal  KM Tunak Jaya 34 GT sudah sampai berlabuh keluar Pulau Bangka.

Bahkan, saking bapernya, pejabat polisi ini menelpon sana sini seperti minta pertolongan atau perlindungan. Seperti kebakaran jenggot mencari pembenaran, setelah viral di medsos maupun di media online baru mau merespon adanya penyelundupan.

Setelah viral, aparat gabungan yang diketahui dari Dit Polair Polda Babel, Dit Krimsus, Polsek Jebus dan Polres Bangka Barat, Kamis malam (14/3/2024) berhasil mengamankan sebanyak 273 kampil timah kering yang jumlahnya sekitar 13 ton dari rumah As dan AP, selaku pemiik rumah dan pemilik timah.

Konyolnya lagi, Kapolres Bangka Barat, AKBP Ade Zamrah Sik menyebut dengan gampangnya kalau berita yang viral di tik tok Bangka Independent.com adalah Hoax.

“Melihat pemberitaan di tik tok, Polres Bangka Barat sudah mengecek tidak ada di dalam jajaran polres memilki kapal yang ada di dalam gambar tersebut,” sangkalnya.

Namun sayangnya, pernyataan kapolres tidak didukung kapan pihaknya melakukan penyelidikan dan apa hasilnya pada terhadap kapal patroli yang viral tersebut. Ia hanya menyebutkan bukan kapal kami.

“Sekarang ini kalau bukan kapal patroli punya Polri, Bakamla, TNI AL, Basarnas, DKP, jadi punya siapa lagi. Apakah kapal HANTU. Jadi yang benar saja kepolisian mengeluarkan statemen harus lengkap. Kita tahu sama tahu seberapa ketatnya aparat penegak hukum (APH) di negeri ini menjaga keamanan laut. Ibarat TIKUS lewat berenang di laut, mereka (aparat) pasti tahu. Wong cepu (mata-mata,red) mereka ada dimana-mana,” kata sumber media ini, Minggu (17/3/2024).

Sumber media ini juga menyangkal ada keterangan polisi yang menyebut kapal patroli itu lokasinya bukan di Babel. “Masak itu disebut kejadian di luar Bangka oleh pihak kepolisian. Posisi kapal penyelundup itu lagi loading (menunggu) pasir timah masuk ke kapal. Artinya itu jelas di TKP Pantai Mentingi Desa Teluk Limau,” jelasnya.

Makin konyol lagi, kepolisian menyebut kondisi Pantai Mentingi sejak malam sampai pagi airnya dangkal (surut). “Sumber di kepolisian menyebut tak mungkin kapal patroli dan kapal penyelundup bisa merapat ke pantai dengan kondisi air sedang surut. Sebaliknya, keterangan kuli pikul timah yang ditangkap di rumah As dan AP itu gak keburu dimasukkan ke kapal karena kesiangan. Sekarang ini kita tunggu saja hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka ASN di Polres Bangka Barat. Apakah dia akan pasang badan atau bernyanyi seperti kicauan burung murai batu,” sebut sumber lagi.

Hingga berita ini dirilis, pihak Polda Babel maupun Direktorat Polair belum menyampaikan keterangan resmi kapal patroli siapa yang sudah viral tersebut. Sementara itu, Kepala Stasiun Bakamla Bangka Belitung Letkol Bakamla Setya Budi Wiranto, S.Kom., M.M saat dikonfimasi mengatakan bukan kapal patroli milik Bakamla. “Saya pastika itu bukan kapal Bakamla. Setiap kapal yang keluar harus dapat ijin dari saya,” tegas Setya dihubungi Jumat malam (15/3/2024).

Bahkan, sumber orang dalam Lanal Babel juga membantah kapal patroli milih kesatuannya. “Saya pastikan itu bukan kapal TNI AL Babel. Apalagi di Posmat AL Jebus tidak punya kapal, mana main kita seperti itu” sebutnya.

Diberitakan sebelumnya pada Senin siang (11/3/2024) ratusan ton pasir timah berhasil lolos diselundupkan  keluar Pulau Bangka dengan tujuan Batam.

Sebanyak 130 ton pasir timah bukan balok loading dari Pantai Mentingi Desa Teluk Limau Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat.

Pasir timah selundupan tersebut dikemas dalam jumbo bag, lalu dimasukkan ke dalam kapal warna hitam tujuan Batam.

Patut disayangkan, sempat terendus dan dikejar polisi. Ratusan ton pasir timah tersebut berhasil diselundupkan akibat tak dapat dikejar kapal patroli oleh factor cuaca buruk.

” Benar bro, sempat kami kejar sampai Pulau Pala tapi kondisi cuaca buruk, ombak hingga 3 meter jadi gak mampu lagi kami kejar,” kata AKBP Todoan Gultom, Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Babel, Rabu 13/3/2024).

Dikatakan Gultom, penyelundup tersebut menggunakan kapal berwarna hitam. “Informasi kami dapat kapal tersebut warna hitam tapi gak tahu apakah kapal kayu atau fiber. dan pakai mesin apa Tapi mereka berani juga siang hari bolong selundup pakai kapal  hitam,” jelasnya.

Setelah mendapat informasi A 1 (akurat) , sambung Gultom, pihaknya  bertolak dari dermaga Belinyu mengejar kapal penyelundup.

” Ada 8 personel termasuk saya yang memimpin pengejaran. Namun sayangnya, sampai di Pulau Pala cuaca buruk hingga kami putuskan berhenti mengejar. Anggota ada yang membisikan ke saya putar balik karena ombak sudah mencapai 3 meter. Apalagi kami tidak tahu persis jenis kapalnya hingga memutuskan putar balik demi keselamatan,” jelas Gultom.

Bahkan, kata Gultom, dalam pengejaran tersebut, ia nyaris celaka dan hand phone miliknya rusak terendam air.

” Selain nyaris celaka, Hp saya juga rusak kena air. Ini juga pakai hp anak. Intinya saya sangat geram dengan ulah penyelundupan ini,” tegasnya.

Diketahui penyelundupan ini sudah terjadi kali kedua. Pertama sebanyak 90 ton pasir timah di bulan Maret. Kedua tanggal 11 Maret 2024 sebanyak 60 ton pasir timah.

Untuk siapa pelaku penyelundupan,  Gultom tak mau berandai-andai. ” Kami ini polisi bro, gak mau berandai-andai. Harus ada alat bukti yang cukup. Memang ada info yang masuk siapa pelaku penyelundupan. Intinya masih dalam penyelidikan. Apalagi saat kami datangi lokasi loading, semua orang disana pada kabur,” tandasnya.

Menurut sumber terpercaya media ini, penyelundupan ratusan ton pasir timah tersebut diduga dilakukan oleh salah satu smelter di Sungailiat Bangka dan berkerjasama dengan gabungan kolektor timah di Kecamatan Parittiga.

” Pelakunya salah satu smelter yang ada di Kabupaten Bangka dengan dibantu kolektor timah insial At , LK , RK dan Ki. Sudah dua kali penyelundupan berlangsung dan kabarnya akan ada tahap ketiga,” kata sumber.

Dikatakan sumber terpercaya media ini, penyelundupan tersebut dilakukan akibat masih banyak stok timah tapi tidak bisa menjualnya ke smelter swasta yang ada di Bangka.

” Jelas ini akibat banyak smelter di Bangka yang tidak beroperasi imbas dari banyak cukong timah yang dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung. Apalagi ini penyelundupan kedua, sudah barang tentu koordinasi kenceng sampai ke atas. Kalau pun ada penangkapan, itu juga anak buah yang masih merah putih. Sekarang ini penegakan hukum hanya Jaksa saja yang berani,” ungkapnya. (doni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.