,

Sebanyak 50 Perwakilan ASN Se-Babel Ikuti Pelatihan Peningkatakan Kapasitas Penyelengaraan Events Daerah

oleh -
oleh

BIN, PANGKALPINANG – Sebanyak 50 ASN Se-Babel Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Kegiatan Events Daerah Bagi ASN Angkatan I.

Kegiatan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 28-30 September 2022, masing-masing peserta berasal dari perwakilan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten/Kota hingga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal itu disampaikan Firmansyah selaku Kabid Destinasi Pemasaran Pariwisata Disparbudkepora di Puncak Hotel, Rabu Malam, (28/9/2022).

Firmansyah menerangkan bahwa kegiatan ini memberikan pengetahuan ilmu kepada para ASN, jadi selama ini kita menyusun kegiatan event, itu selalu menggunakan Event Organizer (EO), selama ini ASN kurang mengetahui secara detail bagaimana menyusun suatu event.

“Tujuan pelatihan ini memberikan pengetahuan, ilmu kepada pegawai untuk dapat menyusun perencanaan, pelaksana bahkan sampai evaluasi ketika kita mengadakan event, sehingga event itu berkualitas, berbobot. Jangan sampai event nasional tapi kelasnya lokal,” terang Firmansyah.

Lebih lanjut, Firman juga katakan bahwa pemateri pelatihan berasal dari asosiasi yang bergerak dibidang pameran maupun event ditunjuk langsung oleh Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Mereka mengajarkan kepada para peserta ini bagaimana tahapan perencaan suatu event, baik penyusunan anggaran, hingga pelaksanaan dan evaluasi,” ucap Firmansyah.

Firmansyah mengatakan bahwa sebelum event itu dapat dikatakan berhasil, tentu didukung dengan SDM yang mumpuni.

“Para peserta ini adalah orang-orang terpilih yang dikirimkan dari Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk memperoleh informasi pengetahuan dari pelatihan saat ini,” terangnya.

Saat ditanya wartawan terkait keberlanjutan pelatihan, Firmansyah jelaskan bahwa dari kegiatan hari ini angkatan I, nanti ada angkatan II yang melibatkan para OPD dan tahun depan itu aksinya. Nanti tahun depan itu aksi, artinya kita menyusun kegiatan baik panggung, talent, dan lainnya, kemungkinan berusaha tidak melibatkan EO.

“Kita nanti bisa lihat berapa besar biaya yang dikeluarkan saat menggunakan EO maupun ketika melaksanakan sendiri, dari sini kita dapat menilai kualitas suatu event. Apakah tanpa EO event dapat maksimal, kalau kegiatan yang dilaksanakan teman-teman bagus dan maksimal, konsepnya matang, berarti clear, tidak perlu memakai EO,” tutupnya. (Raiza)