BIN, BANGKA-Kesal atas 2 gunung pasir peninggalan PT. Pulomas yang kini jadi masalah bagi ribuan nelayan di Air Kantung, seorang nelayan asal Sungailiat mengharapkan Presiden RI, Joko Widodo bersikap tegas. Pasalnya setelah bertahun-tahun was-was atas alur mulut muara pelabuhan Jelitik tersebut, kini selain gunung pasir di kiri kanan muara, gusung pun mulai nampak di dalam dan luar muara. Kondisi muara Air Kantung saat ini sungguh mengancam kehidupan ribuan nelayan.
Demikian curahan hati Sarifuddin selaku Kepala Lingkungan (Kaling) Kampung Nelayan 2 Kecamatan Sungailiat, kepada sejumlah wartawan Jumat (22/10/21) sore. Sarifuddin mengatakan bahwa selayaknya Presiden Joko Widodo mengetahui apa yang sudah mereka alami selama 11 tahun PT. Pulomas bekerja mengeruk pasir di alur muara Air Kantung tersebut.
“Saya mohon kepada bapak Presiden, Bapak Ir. Joko Widodo, supaya melirik ke Bangka Belitung ini. Melihat situasi dan kondisi, sehingga pemerintah itu betul-betul ada di tengah-tengah masyarakat, yang sudah menderita lebih kurang sebelas tahun. Dari 2011 sampai 2021, hanya meninggalkan 2 gunung penderitaan ini,” keluh Sarifuddin di depan sejumlah wartawan.
Sebelumnya, Gubernur Babel Erzaldi Rosman bersama para perhimpunan nelayan Air Kantung, menggelar audiensi bersama perwakilan nelayan, terkait kondisi alur muara Air Kantung. Dalam rapat yang digelar pada Selasa (19/10/21) siang di Kantor Gubernur tersebut, Erzaldi mengambil langkah diskresi sebagai langkah cepat penanganan masalah buntunya muara Air Kantung.
Dalam pertemuan tersebut diambil beberapa keputusan, di antaranya Gubernur menggandeng Koperasi Angkatan Laut (Primkopal) yang dipercaya untuk segera melakukan upaya pembukaan mulut muara Air Kantung.
Pantauan wartawan di lapangan pada Jumat (22/10/21) siang terlihat aktivitas beberapa prajurit berseragam marinir sedang mengoperasikan excavator untuk menarik pasir yang menyebabkan pendangkalan di mulut muara. Gubernur sendiri saat dikonfirmasi mengatakan akan menambah unit alat berat guna mempercepat proses membuka mulut muara Air Kantung tersebut.
“Saat ini kami melakukan apa yang bisa dilakukan dulu, dengan unit yang tersedia. Memang sepertinya kita butuh setidaknya 3 unit excavator dan boldozer untuk menggeser gunung pasir ini. Dan ini sudah direspon Gubernur untuk segera dikirim alat beratnya. Yang jelas saat ini kami fokus bagaimana memecahkan masalah pendangkalan ini, agar masyarakat nelayan bisa sesegera mungkin bisa melintas keluar masuk pelabuhan Jelitik ini. Itu yang paling kami prioritaskan,” jelas Djarot salah seorang prajurit TNI AL yang dijumpai wartawan Jumat petang.(doni)