BIN, PANGKALPINANG – Seiring perkembangan zaman, petani, nelayan, maupun peternak dituntut untuk dapat menguasai teknologi, baik dalam hal peremajaan alat produksi, maupun pemasaran. Dengan begitu pelaku profesi ini dapat bersaing di dunia usaha secara global.
Hal itu menjadi pesan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, saat menghadiri Rembug Paripurna Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Babel 2021, di Ballroom Rumah Makan Gale-Gale, Pangkalan Baru, Kamis (28/10/21).
Dalam rembug paripurna itu, KTNA Babel menggelar musyawarah pemilihan ketua umum baru pada organisasi tersebut untuk lima tahun ke depan, atau periode 2021-2026 secara hybrid antar pengurus kabupaten/kota, termasuk didalamnya perwakilan KTNA Belitung.
Untuk itu, Gubernur Erzaldi berharap kepada Ketua KTNA Babel yang baru menggantikan Sukasno sebagai ketua untuk periode 2015-2020, merupakan sosok yang dapat menjadi pengayom, dan dapat menjadi penyambung lidah bagi anggota organisasi dengan pihak swasta maupun pemerintah.
“Jangan sekadar ingin jadi ketua. Sebagai Ketua KTNA harus tahu sesuatu yang dibutuhkan untuk membangkitkan serta mensejahterakan nelayan, petani. Jadi tolong, kita berharap rembug yang diadakan menghasilkan solusi,” ujarnya.
Sebagai ketua, dilanjutkan Gubernur Erzaldi, harus mampu menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang andal, sehingga anggotanya mengenal dunia teknologi. Jika hal ini tidak menjadi prioritas ketua baru nantinya, dikhawatirkan petani dan nelayan di Babel akan tertinggal.
Jika seluruh anggota KTNA Babel akrab dengan dunia teknologi, maka para petani maupun nelayan dapat memperluas jaringan pemasaran, serta meningkatkan kualitas produk. Pemerintah pun, kata gubernur, siap untuk mendukung petani dan nelayan jika menemui permasalahan.
“Kedepannya, KTNA harus melahirkan SDM yang andal, yang mengerti teknologi digital dan pemasaran. Petani akan berhasil jika menguasai teknologi. Makanya, ketua harus membaktikan diri untuk kawan-kawan. Ada masalah sampaikan ke kami,” katanya.
Ia berharap, kedepannya, sebagai daerah penghasil beberapa komoditi unggulan di bidang pertanian dan perkebunan seperti sawit, karet, lada, maupun penghasil komoditi laut, para petani dan nelayan yang tergabung di KTNA Babel, dapat memegang perannya sendiri di pasar bisnis.
“Kita jangan hanya jadi petani tok, tapi harus jadi pelaku pasar. Makanya kita harus kuat secara kelembagaan. Kalau tidak kuat, kita hanya akan menjadi petani atau nelayan saja, tapi tidak kuat dalam menentukan harga yang kita inginkan,” bebernya.
“Intinya, pemerintah dalam menjalankan visi-misinya tidak terlepas support dari petani dan nelayan. Kami di pemerintahan merasakan betul kelembagaan petani dan nelayan sangat perlu. Untuk itu, pengurus KTNA harus erat hubungannya dengan pemerintah sebagai mitra, serta untuk mencari solusi bersama,” pungkasnya.
Penulis : Caturangga