BIN, BANGKA- Kejadian tidak menyenangkan dialami sejumlah wartawan yang akan mengambil gambar jenazah Erwin alias Kewek (25), warga Desa Kebintik Sampur Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, Minggu (5/12/2021).
Saat hendak melaksanakan tugas jurnalistik di RSUD Depati Bahrin, awak media akan meliput pengambilan gambar terhadap jasad korban, sempat dihalangi oleh salah satu yang diduga oknum kepolisian yang bertugas di Polres Pangkalpinang berpangkat Brigadir, inisial RS.
” Tolong jangan ambil foto korban,” cegah oknum tersebut.
Terhadap hal ini oknum yang diduga anggota kepolisian tersebut sempat bersitegang dengan awak media, dengan menuding awak media membentak saat akan ditanya.
Akan hal ini, cekcok mulut antara media dengan oknum tersebut sempat di erai oleh salah satu anggota Satpolair Polres Bangka, bahkan saat ditanya status dari oknum tersebut dirinya berkilah sebagai anggota Polri.
Terkait kejadian ini, Kapolda Babel, Irjend Pol Yan Sultra Indrajaya dan Kabag Ops Polres Pangkalpinang, AKP Andri Eko Setiawan masih diupayakan konfirmasi meski sudah dikirimi pesan whatsaap.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan laut di perairan Pantai Parai Kecamatan Matras pada Sabtu (4/12/2021) sekira pukul 02.50 WIB dengan korban 2 orang ABK berkerja sebagai penambang disebut juragannya bernama Ataw.
Diketahui 2 penambang bernama Harwin (25) dan Rozali (53) keduanya warga Sampur Kecamatan Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah. Hingga hari ini, Minggu (5/12/2021), Harwin masih hilang dan dalam pencarian tim SAR gabungan.
Adapun kronologis kejadian berdasarkan keterangan dari pelapor pada Sabtu (4/12/2021) pukul 00.00 WIB kapal bertolak dari Pelabuhan Sampur Pangkalpinang menuju Jebus dengan menarik ponton timah pada pkl 02.00 WIB.
Dalam perjalanan kapal menabrak karang di wilayah Perairan Pantai Parai, Sungailiat, Bangka hingga mengakibatkan Harwin terjatuh ke laut.
Tim SAR Gabungan saat ini yang terdiri dari personil Basarnas, TNI, Polri, BPBD dan Delawan Laskar Sekaban beserta masyarakat nelayan sekitar lokasi kejadian sedang melaksanakan pencarian.
Kondisi cuaca di lokasi berdasarkan data BMKG saat cuaca berawan dan hujan dengan kecepatan angin : 7 knot tinggi gelombang 0.2 – 2,5 m.
Menurut sumber terpercaya radarbabel.co, benar kedua pekerja tambang tersebut anak buah Ataw.
“Benar, mereka berdua anak buah Ataw berkerja sebagai penambang dan tinggal di Sampur,” kata sumber.
Menurut catatan radarbabel.co, sudah dua kali pekerja Bos Ataw mengalami kecelakaan. Beberapa bulan lalu seorang operator alat berat (PC) tenggelam dan tewas di lokasi tambang illegal belakang bandara Depati Amir. Perkaranya pun hilang ditelan bumi belum ada tindak lanjut/proses hukum dari aparat penegak hukum (APH). Kemudian yang kedua di perairan Pantai Parai Kecamatan Matras yang menyebabkan Harwin belum diketahui apakah selamat atau sudah meninggal. (red)