BIN, MUNTOK- Adanya pemberitaan terkait keruhnya air kolong PDAM milik Perumda Tirta Sejiran Setason di Dusun Dua Belo Laut Kampung Terabik Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat disebabkan oleh aktivitas penambangan dibantah oleh masyarakat setempat.
Menurut warga setempat, kerunya air kolong PDAM disebabkan factor cuaca hujan yang terus menerus.
Pantauan sejumlah wartawan pada Selasa (14/12/2021), pukul 17. 00 WIB dari hasil yang didapati di lapangan dan sumber-sumber yang didapatkan terhadap masyarakat bahwa permasalah kolong PDAM dan tambang timah yang berada di wilayah Dusun Dua Kampung Terabik terkhusus SPK CV Gunung Manik yang beraktivitas yang berjarak kurang lebih 200 M dari kolong PDAM.
Keterangan diambil dari pak RT 07 Kampung Terabik, Antoni menjelaskan bahwa keruhnya air di kolong PDAM tersebut bukan karena adanya aktivitas tambang namun memang cuaca dan curah hujan yang sangat tinggi yang mengakibatkan luapan air yang sangat banyak sehingga masuknya air yg membuat keruh di kolong PDAM tersebut.
“Tanggul yangg dibuat untuk mengantisipasi air masuk ke kolong PDAM sudah diupayakan dari PT timah dan mitra SPK CV. Gunung Manik,” ujarnya.
Sarimin, warga asli Kampung Terabik juga mendukung adanya aktivitas penambangan oleh mitra PT Timah yakni CV Gunung Manik.
“Kami mendukung aktivitas tambang ketimbang PDAM. Kalau PDAM hanya sekedar air, kalau ada tambang bisa buat makan keluarga. Dulu PDAM gratis 6 bulan, sekarang kalau telat tiga bulan diputus. Intinya kami pilih tambang terus dibuka,” kata Sarimin,” Kamis (23/12/2021).
Senada dengan warga lainnya menyebut kalau air keruh kolong PDAM bukan gara-gara adanya aktivitas tambang. “Dari dulu asal turun hujan macem inilah keruhnya, bukan karena tambang,” katanya.
Bahkan, sumber dari pemuka masyarakat Dusun Dua Kampung Terabik menjelaskan tanpa adanya aktivitas tambang di lokasi tersebut sebelum-sebelumnya juga apabila curah hujan yang sangat tinggi air kolong PDAM tetap keruh karna faktor cuaca.
Masyarakat juga memberikan statemen kalau harus memilih kami lebih memilih aktivitas tambah timah yang berada di wilayah kami karena banyak efek positif yang dirasakan oleh masyarakat baik dari lapangan kerja pendapatan ibu-ibu yangg melakukan ngelimbang, CSR yang sepenuhnya tersalurkan ke masyarakat, ketimbang dengan adanya kolong PDAM di Dusun 2 Kampung Terabik ini tidak ada efek baik dan positifnya terlebih selama ini juga air yg kami pakai janji awalnya dulu kami menikmati air PDAM gratis dan ternyata sekrng harus bayar.
Selama aktivitas kolong air PDAM berada di wilayah Dusun Dua Kampung Terbaik masyarakat juga tidak menikmati apapun kecuali air itu juga harus bayar sementara sumber air yang didapatkan itu dari kampung dan dusun kami.
Kolong PDAM yang awalnya dulu juga bekas tambang TK milik pak haji Toyib yang dihibahkan ke PDAM bukan murni kolong itu dibuat untuk PDAM.
Jika dilakukan penyetopan aktivitasnya tambang kami selaku masyarakat terkhususnya masyarakat Dusun Dua Kampung Terabik sangat tidak setuju lebh baik kolong PDAM yang dipindah ketimbang aktivitas tambah yang di stop karena akan berefek hilangnya mata pencarian kami terutama ibu-ibu yang selama ini ngelimbang di tambang tersebut.
Masyarakat menginginkan aktivitas tambang tetap berjalan dan PDAMpun berjalan. Kalaupun harus memilih kami selaku masyarakat Dusun Dua Terabik lebih memilih aktivitas tambah tetap berjalan dan kolong PDAM agar dipindahkan saja. (doni)