Suarapos.co.id
Suarapos.co.id
Suarapos.co.id

Gelar Upacara Hari Jadi ke-265, Molen Ajak Seluruh Komponen Masyarakat Bangun Kota Pangkalpinang

oleh -
oleh

Pangkal dengan nama spesifik Pinang sebagai tempat kedudukan demang dan jenang didirikan berdasarkan kebijakan susuhunan Sultan Ahmad Najamuddin 1 Adi Kesumo pada tanggal 17 September 1757 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 3 Muharram 1171 Hijriah. Sebagai salah satu pangkal tempat pengelolaan penambangan timah yang strategis di pulau Bangka, Pangkalpinang dengan nama generic Pangkal dan nama spesifik Pinang secara historis dan filosofis didirikan untuk kepentingan ekonomis, politis dan untuk kepentingan sosial budaya masyarakatnya, hal itu diungkapkan Maulan Aklil saat pimpin upacara.

“Dalam ekspedisi Belanda ke pulau Bangka, tambahnya, pada tanggal 18 Juli 1803 menggunakan kapal perang Maria Rijgersbergen dan kapal layar eks VOC Maria Jacoba dan Beschermer, dinyatakan bahwa Pangkalpinang pada waktu itu dipimpin Demang Jaya Layana yang diangkat dari kerabat sultan. Demang masa itu mengelola tujuh wilayah tambang timah dan permukiman di Pangkalpinang meliputi wilayah Mesuk, Bakung, Kayu Besi, Air Mangkok, Bakwang, Pangkul dan tambang di wilayah dekat sungai Kurau dengan mempekerjakan sekitar 35 orang penambang dari Cina,” ucap Maulan Aklil.

Dirinya juga menjelaskan pada saat kekuasaan Inggris tahun 1812-1816, Pangkalpinang telah berkembang menjadi satu distrik dari empat distrik Inggris di pulau Bangka. Pada masa awal kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817, distrik Pangkalpinang berkembang menjadi pusat perdagangan di pulau Bangka dan telah memiliki pelabuhan laut serta kantor duane.

“penduduk Pangkalpinang pun pada tahun 1848 berdasarkan catatan statistik telah berjumlah sekitar 5.651 jiwa yang mendiami 105 kampung. Perkembangan selanjutnya, Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibu kota Keresidenan Bangka dan menjadi pusat pemerintahan menggantikan kota Mentok,” ungkap Molen sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, dirinya menambahkan bahwa Pangkalpinang ditetapkan menjadi ibu kota Keresidenan Bangka Belitung atas dasar ordonansi tanggal 2 Desember 1933. Pada masa Jepang sejak tahun 1942, Kota Pangkalpinang menjadi pusat Pemerintahan Bangka Belitung Gunseibu. Setelah kemerdekaan berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera, Teuku Moh Hasan tanggal 17 Mei 1956 nomor 103 Pangkalpinang dibentuk sebagai kota B yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Sumatera Selatan.

“Masa mempertahankan kemerdekaan hingga 1949, tutur Molen, Pangkalpinang menjadi kota penting tempat berlangsungnya diplomasi politik internasional, mulai dari dilaksanakannya konferensi Pangkalpinang hingga dilaksanakannya berbagai pertemuan antara delegasi Republik Indonesia, delegasi Pemerintah Belanda, Badan Perwakilan Federal BFO dan Badan PBB seperti KTN dan UNCI,” ucapnya.

Molen katakan tanpa terasa oleh kita, Pangkalpinang sudah berusia 265 tahun. Dengan usia tersebut masih banyak kekuatan dan potensi yang kita miliki harus digali, masih banyak tantangan yang harus kita hadapi, masih banyak peluang yang harus kita cermati dan masih banyak kelemahan yang harus kita perbaiki. Memang telah banyak yang kita lakukan untuk Kota Pangkalpinang tapi tugas dan pengabdian belum selesai.

“Memperingati hari jadi kota adalah memperingati suatu peristiwa sejarah yang dianggap penting sebagai tonggak atau momentum keberadaan sebuah kota dan momentum untuk lebih giat bekerja membangun kota,” terangnya.

Molen berharap cita-cita sejarah masa lalu harus dihargai, untuk membangun dan merayakannya pada masa kini dan untuk merangkul serta merencanakan masa depan yang gemilang.

“Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama membangun Kota Pangkalpinang yang kita cintai. Dengan tema hari ‘Pangkalpinang Senyum Agik’ mari kita wujudkan masyarakat Kota Pangkalpinang pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Kita berharap agar masyarakat kita bisa bangkit dari peristiwa yang telah terjadi selama dua tahun, yakni Pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Wali Kota Molen sebut wabah Covid-19 menjadi kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi berat bagi semua. Namun ditengah keterpurukan, pinta Molen, semua elemen masyarakat harus bergerak bersama dan bergotong-royong untuk mewujudkan harapan baru, nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika juga harus mampu mempersatukan masyarakat terutama dalam menghadapi tantangan yang ada. Dasar negara Pancasila menjadi penuntun bersama untuk pulih lebih cepat agar siap menghadapi tantangan dan bangkit lebih kuat demi kemajuan dan kejayaan Kota Pangkalpinang.

“Pembangunan Kota Pangkalpinang saat ini telah berada pada arah yang tepat sesuai dengan RPJMD Kota Pangkalpinang tahun 2018-2023. Tahun depan merupakan masa terakhir dari RPJMD tersebut. Beberapa prioritas pembangunan Kota Pangkalpinang kita siapkan dan rencanakan dengan baik meliputi, peningkatan nilai tambah sektor unggulan melalui penguatan sektor industri pengelolaan dan UMKM, pengembangan potensi wisata daerah, perwujudan kemudahan investasi untuk pengembangan sektor pariwisata, industri dan perdagangan, pemantapan Reformasi Birokrasi, peningkatan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan masyarakat, peningkatan pelayanan publik, dan peningkatan pengelolaan tata kelola wilayah serta peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas,” jelas Molen.

Mudah-mudahan kota yang kita cintai ini dapat berkembang, harap Molen, terus maju dengan segala fasilitas-fasilitas pelayanan masyarakat. Molen senantiasa mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam membangun dan mengembangkan Kota Pangkalpinang tercinta agar dapat hidup tentram, aman dan damai dalam lingkungan yang bersih, sehat, teratur dan dalam keberkahan.

“Semoga keberlangsungan pembangunan Kota Pangkalpinang dapat terlaksana menuju kejayaannya dan Pangkalpinang pangkal kemenangan beribu senyuman,” tutupnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.