BI, PANGKALPINANG – Terdapat dua hal utama disampaikan Gubernur Kepulauan Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman kepada Badan Pengembangan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) dalam Sosialisasi Program Bantuan Langsung Kementerian Pertanian RI melalui BPDPKS yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom-Meeting, Kamis (19/08/2021).
Dua hal perlu disambut lebih baik, disampaikan Gubernur Erzaldi antara lain, pertama jatah bibit yang disalurkan ke Babel masih sangat sedikit.
Kedua, perlunya kolaborasi antara tanaman sawit dengan tanaman yang bisa menjadi penghasilan bagi petani kurang lebih dua kali dalam satu tahun.
Merupakan kesempatan baik untuk saling berkomunikasi, sinergi, dan kolaborasi dalam Zoom Meeting yang difasilitasi oleh Kanwil Dirjen Perbendahaan untuk menghubungkan hal-hal antar Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah.
Sosialisasi yang dihadiri Kementerian Pertanian dan Direksi BPDKS tentunya merupakan angin segar bagi Babel. Karena tiga Direktur BPDKS yaitu Zaid Burhan, Direktur Keuangan; Eddy wibowo, Dir. Penyaluran Dana sekaligus Plt. Direktur Kemitraan; dan Sunari, Dir. Penghimpunan Dana, bisa mendengarkan langsung masukan dari seluruh Kabupaten/Kota se-Babel.
“Saya berterima kasih karena yang hadir sangat hebat-hebat dan direspon cepat hingga terlaksana sosialisasi ini,” ungkap Gubernur Erzaldi.
Pembahasan tentang rencana Program Replanting Sawit di Babel, Gubernur Erzaldi menekankan dua hal tersebut dan diharapkan dapat terjalin kolaborasi dan sinergi terutama demi kebaikan sawit rakyat dan menyejahterakan masyarakat kita, khususnya di Babel.
“Saya bersyukur, kehadiran peserta hari ini adalah orang-orang yang sangat konsen terhadap pertumbuhan sawit di Babel,” ungkapnya lagi.
Dijelaskan Gubernur Erzaldi bahwa, harga sawit di Babel naik drastis di tahun 2021 dan komoditi sawit sangat menopang angka pertumbuhan ekonomi Babel. Pertanian dan perikanan saat ini hampir menyamai pertambangan yang masih terus menjadi primadona.
“Yang lebih membanggakan dan membuat bahagia karena Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pangan, pertanian, dan perikanan Babel sekarang malah memberi kontribusi besar,” jelasnya.
Hal ini harus disambut baik, khususnya oleh BPDKS karena program replanting sawit ini dikhawatirkan Gubernur Erzaldi akan berakhir tahun depan.
Lebih lanjut, Gubernur Erzaldi menyampaikan tentang program tanaman sela (tasela) yang sedang digalakkan untuk menopang ekonomi petani selagi menunggu masa panen, terlebih ini adalah program peremajaan pohon sawit yang setidaknya menunggu waktu 4 tahun untuk mendapat hasil.
“Disela-sela pohon sawit, dapat ditanami porang atau jahe merah karena para petani kita melangsungkan replanting hingga menghasilkan baru di saat usia empat tahun nantinya. Maksudnya agar petani kita tetap memiliki penghasilan,” ungkapnya.
Tidak hanya tasela yang digalakkan, komoditi seperti porang dan jahe merah ini, dikatakannya sudah memiliki pasar terlebih dahulu agar petani mudah menjual hasil taselanya.
Apakah babel bisa mendapat program peremajaan sawit dari BPDKS?
“Silahkan usulkan secara berjenjang, kami sangat terbuka,” ungkap Direktur Keuangan BPDKS, Zaid Burhan.
Dikatakannya, perkebunan rakyat di Babel terdata kurang lebih 273.000 hektar, kontribusi produktivitasnya diakui Zaid Burhan, di Babel tren nya terus meningkat.
Tegas dikatakannya bahwa, peran BPDKS adalah mendorong supaya adanya proses peremajaan sawit rakyat yang memang sudah berusia tua dan produktivitas rendah.
Bantuan-bantuan program peremajaan sawit untuk rakyat, mekanisme dijelaskannya, dimulai dengan usulan dari kabupaten/kota kepada provinsi yang kemudian diusulkan kepada Dirjen Perkebunan di Kantor Pusat untuk di review dan verifikasi untuk kemudian diproses di BPDKS.
“Tidak ada target atau batasan, daerah mana saja silahkan mengajukan bantuan ini sepanjang memenuhi syarat, akan dibiayai melalui dirjen perkebunan dan kami menindaklanjuti,” jelasnya.
Program ini tentu mendorong petani sawit rakyat untuk melakukan peremajaan. Selain itu, dijelaskannya, di BPDKS terdapat juga program sarana dan prasaran perkebunan, program pengembangan sumber daya manusia perkebunan sawit dan program penelitian sawit.
“Kami membuka diri jika bisa dilakukan MoU antar Pemprov. Babel dan BPDKS untuk mendorong kerja sama pengembangan sawit ini berjalan lancar,” ungkapnya.
Menyambut baik arahan dari BPDKS, Juaidi, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel menjelaskan bahwa, sarana dan prasarana seperti akses jalan perkebunan rakyat sangat tidak memenuhi standar dan dapat menghabiskan biaya operasional tinggi pada masyarakat petani.
Selain itu, disampaikan juga bahwa kesulitan dalam proses penginputan usulan melalui aplikasi sesuai prosedur yang telah disiapkan, sehingga Babel membutuhkan bimbingan lebih agar program ini bisa berjalan dan mendapat dukungan dan kemudahan bagi para petani sawit.
“Tujuh puluh ribu hektar perkebunan sawit di Babel adalah perkebunan rakyat, tantangan besar untuk replanting adalah jika bibit yang digunakan adalah bibit yang kurang baik. Selain tidak memiliki akses jalan yang layak,” ungkapnya dan mengatakan bahwa Babel akan segera menyusun usulan lebih terperinci mengacu pada program-program lain yang dijelaskan pihak BPDKS.
Di akhir pertemuan ini, Gubernur Erzaldi juga menyatakan ketertarikannya atas program penelitian sawit dan akan segera menindaklanjuti ini.
Penulis: Nona Dp
Foto: Saktio
Editor: Budi