, ,

DLH Beltim Respon Cepat Dugaan Pencemaran Lingkungan Limbah Sawit PT. SMM

oleh -
oleh

BIN, BELTIM-Permasalahan limbah sawit PT Sahabat Mewah Makmur (SMM)  yang diduga mencemari sungai Pala di Dusun Jangkang Desa jangkang Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timur (Beltim) direspon cepat oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Belitung Timur.

Kabid Penataan Lingkungan, Zulkarnain Iskandar  dan para stafnya melakukan pengecekan ke PT. SMM dan diterima oleh Manager PT SMM, Ridwan Damanik didampingi Humas, Brian Ginting di ruang rapat, Jumat (28/10/2022).

“Hari ini kami (DLH) Kabupaten Belitung Timur akan melakukan uji sampling , uji sertifikasi lewat plofer. Untuk penyebab ikan yang mati, kami kordinasikan dulu dengan Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Timur apa penyebab ikan mati tersebut, apakah biologi, fisika, pengaruh alam lainnya,” kata Zulkarnain Iskandar, Kabid Penataan Lingkungan.

Zulkarnain Iskandar menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pengambilan sempel air untuk dilakukan uji lab pada tanggal 7 November 2022 nanti.

“Setiap ada pengaduan DLH Beltim selaku melakukan pengecekan dan mencari tahu apa penyebabnya. Dalam pengecekan ada tiga proses yakni mandiri dari DLH Beltim 2 kali setahun, KLHK dan Provinsi 2 kali setahun juga. Untuk sumber limbahnya sendiri mereka sudah melakukan IPAL sendiri dan pemanfaatan biogas. Bahkan untuk pelaporan UKL UPL mereka melakukan per trisemester, apalagi PT SMM sudah profer hijau makin ketat dan diupload ke sample. Bahkan pengawas simple diawasi provinsi sampai pusat,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, limbah yang  berasal dari perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sahabat Mewah Makmur (SMM) diduga mencemari lingkungan Sungai Pala, Rabu (26/10/2022).

Kondisi ini sontak dikeluhkan warga Nelayan sekitar di Dusun Jangakang, Desa Jangakng dan Dusun Air Nangka, Dusun  Balok Desa Balok, Kecamatan Dendang , Kabupaten Belitung Timur.

Air sungai di dusun tersebut disebut mulai dikeluhkan karena Jangkang tiba-tiba berubah warna coklat dan mengeluarkan bau busuk. Kemudian banyak ikan yang terkena jamur akibat limbah sawat.

Buyanta, Ketua Nelayan Jangkang mengatakan air sungai Pala berubah warna dan berbau busuk. Bahkan perahu nelayan cepat berlumut dan jaring udang berubah warna menjadi coklat.

“Semua itu kami rasakan sejak  bulan September 2022 sampai sekarang ini Oktober 2022. Sedangkan dari pihak perusahaan sampai sekarang belum ada upaya apapun terhadap Nelayan. Saya sebagai Ketua Nelayan sangat berharap agar Dinas terkait segera mengambil tindakan karna penghasilan kami akibat limbah sawit tersebut sangat berkurang hingga 80 persen,” ungkapnya.

Sumo, pengepul ikan yang berada di Dusun Balok mengaku hasil tangkapan nelayan akhir akhir ini anjok hingga 80 persen.

“Biasanya nelayan dapat sekitar 500 ribu/hari. Namun sekarang hanya 100 ribu saja perhari. Saya juga banyak menemukan ikan yang cepat membusuk. Tidak biasanya ketahanan ikan sekarang cuma 5 jam saja sudah busuk, biasanya tahan 2-3 hari,” keluhnya.

Dikonfirmasikan, Margolang, Humas PT Sahabat Mewah Makmur (SMM) membantah  limbah sawit perusahannya mencemari lingungan. “Tidak ada yang namanya limbah pabrik sawit masuk ke sungai, itu bisa dipastikan. Masyarakat mana yang bilang seperti itu,” sangkalnya dihubungi melalui ponselnya, Rabu (26/10/2022).

Bahkan, Humas PT SMM, Brian Ginting yang sempat berada di Pulau Bangka mengatakan akan mengajak diskusi terkait permasalahan tersebut. (kandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.