BIN, PANGKALPINANG-Dua hari sudah terjadi antrian panjang BBM di SPBU kota Pangkalpinang. Kesempatan ini dimanfaatkan para pengecer untuk meraup keuntungan besar.
Salah satu pengecer BBM yang tak mau disebutkan namanya saat ditemui wartawan di wilayah Opas, Jumat (10/12/21) malam, mengatakan dirinya menjual BBM Jenis Pertalite Seharga Rp12.000/Liter. Padahal Harga Normal Pertalite Di SPBU Rp 7.850/Liter.
“Men nek beli banyak dak pacak, kami cuma juel seliter untuk sikok motor harge e Rp. 12.000. Biar pacak bebagi kek yang laen, ujarnya” .
Walau pengecer menjual Pertalite seharga Rp 12.000/Liter, hal itu tak menyurutkan masyarakat untuk membeli BBM di Pengecer. Kondisi ini dikarenakan, sebagian masyarakat tak mau mengantri selama berjam-jam di SPBU.
Numan, salah seorang pembeli BBM Eceran Mengeluhkan Panjangnya antrian BBM di SPBU. “Pening Kepale, Antrian Di SPBU Panjang, Gilir Lah Deket Nozzle, Tau-tau lah abis. Mane Besok Ku nek begawe, jadi terpaksa lah ku beli disini kajin harge mahal, ujar Numan”. Numan berharap kondisi ini bisa segera diatasi oleh pihak yang berwenang agar tidak berkepanjangan.
Hal senada juga dikatakan oleh seorang petugas SPBU di Jl. Baru Pangkalpinang. Petugas tersebut menyatakan ada pengecer yang menjual pertalite seharga Rp 15.000-Rp 20.000/ liter.
Seperti yang diketahui PT. Pertamina melalui Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan mengatakan di tengah kondisi gelombang perairan ekstrem, Pertamina Patra Niaga Sumbagsel terus berupaya penuhi kebutuhan BBM di wilayah Bangka.
Pertamina Patra Niaga terus berupaya memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Wilayah Bangka di tengah kondisi gelombang perairan yang tinggi. Berdasarkan surat edaran dari Kementerian Perhubungan yang dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV PangkalBalam No. UM. 003/VIII/22/Ksop.Pkblm-21 tentang perkiraan harian tinggi gelombang.
Umar Ibnu Hasan menyampaikan jika Pertamina Patra Niaga akan mengupayakan secara maksimal pendistribusian BBM dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Semua kapal Pertamina sudah siap dengan muatan, akan tetapi untuk alasan keamanan dan keselamatan harus tetap mengikuti prosedur yang dikeluarkan oleh KSOP mengenai izin berlayar,” ujar Umar
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, sejak hari Minggu 5 Desember 2021, mengeluarkan prakiraan tinggi gelombang yang berlaku hingga tanggal 11 Desember 2021 dimana seluruh wilayah Indonesia berpotensi hujan lebat dan terjadi kumpulan angin di sekitar perairan Bangka Belitung. (OC)